Mengapa Pendidikan Agama dan Moral Semakin Melemah?
source: www.unicef.org |
Kitabut Tashrif - Pendidikan agama dan moral adalah pendidikan yang bertujuan untuk membentuk manusia yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, dan berperilaku sesuai dengan norma-norma agama dan masyarakat. Pendidikan agama dan moral merupakan salah satu aspek penting dalam pendidikan nasional, karena berkaitan dengan pembangunan karakter dan kualitas manusia Indonesia.
Namun, dalam kenyataannya, pendidikan agama dan moral di Indonesia mengalami berbagai masalah dan tantangan yang menyebabkan kemunduran dan kemerosotan. Berikut merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi melemahnya Pendidikan agama dan moral saat ini.
1. Kurang tertanamnya jiwa agama pada setiap orang masyarakat.
Jiwa agama adalah kesadaran dan kepatuhan terhadap ajaran agama yang dianut seseorang. Jiwa agama akan memotivasi seseorang untuk menjalankan ibadah, mengamalkan nilai-nilai agama, dan menghindari hal-hal yang dilarang oleh agama. Jiwa agama juga akan membentuk sikap toleransi, kerukunan, dan kepedulian terhadap sesama manusia.
Namun, banyak orang masyarakat yang kurang memiliki jiwa agama, baik karena faktor lingkungan, pendidikan, media, maupun pribadi. Mereka cenderung mengabaikan atau melalaikan kewajiban-kewajiban agama, mengejar dunia tanpa memperhatikan akhirat, atau bahkan menyimpang dari ajaran agama yang benar. Hal ini akan berdampak pada melemahnya moral dan etika dalam masyarakat.
2. Keadaan masyarakat yang kurang stabil.
Masyarakat yang kurang stabil adalah masyarakat yang mengalami berbagai masalah sosial, ekonomi, politik, hukum, budaya, maupun keamanan. Masyarakat yang kurang stabil akan menimbulkan berbagai gejala negatif, seperti kemiskinan, pengangguran, kriminalitas, korupsi, konflik, radikalisme, terorisme, dll.
Masyarakat yang kurang stabil akan mempengaruhi kondisi psikologis dan mental masyarakat itu sendiri. Mereka akan merasa tidak nyaman, tidak aman, tidak bahagia, tidak percaya diri, tidak berdaya, tidak berharap, dll. Mereka juga akan mudah terpengaruh oleh hal-hal yang negatif atau menyimpang dari norma-norma agama dan moral.
3. Banyaknya tulisan dan gambar yang tidak mengindahkan dasar moral.
Tulisan dan gambar adalah salah satu bentuk media komunikasi yang dapat memberikan informasi, pengetahuan, hiburan, maupun edukasi kepada masyarakat. Namun, tidak semua tulisan dan gambar memiliki nilai positif atau bermanfaat bagi masyarakat. Banyak tulisan dan gambar yang justru mengandung unsur-unsur negatif atau merusak moral masyarakat.
Beberapa contoh tulisan dan gambar yang tidak mengindahkan dasar moral adalah pornografi, vulgaritas, kekerasan, fitnah, provokasi, hoax, dll. Tulisan dan gambar semacam ini dapat ditemukan di berbagai media cetak maupun elektronik, seperti buku, majalah, koran, internet, televisi, dll.
Tulisan dan gambar semacam ini dapat mempengaruhi perilaku dan pandangan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan agama dan moral.
4. Tidak terlaksananya pendidikan moral yang baik.
Pendidikan moral adalah proses pembelajaran yang bertujuan untuk membentuk sikap dan perilaku manusia sesuai dengan nilai-nilai moral yang berlaku di masyarakat. Pendidikan moral dapat dilakukan di berbagai lembaga pendidikan formal maupun non formal, seperti keluarga, sekolah, pesantren, masjid/mushola/gereja/klenteng/vihara/pura dll.
Namun, banyak lembaga pendidikan yang tidak melaksanakan pendidikan moral yang baik, baik karena faktor kurikulum, metode, sarana, prasarana, maupun sumber daya manusia. Mereka cenderung lebih menekankan pada aspek kognitif atau intelektual daripada aspek afektif atau emosional.
Mereka juga kurang memberikan contoh dan teladan yang baik bagi peserta didik. Hal ini akan menyebabkan peserta didik tidak memiliki moral yang baik.
5. Kurangnya kesadaran orangtua akan pentingnya pendidikan moral dasar sejak dini.
Orangtua adalah pihak yang paling bertanggung jawab terhadap pendidikan anak-anaknya. Orangtua adalah guru pertama dan utama bagi anak-anaknya. Orangtua adalah sumber inspirasi dan motivasi bagi anak-anaknya. Orangtua adalah role model dan panutan bagi anak-anaknya.
Namun, banyak orangtua yang kurang menyadari pentingnya pendidikan moral dasar sejak dini bagi anak-anaknya. Mereka lebih mementingkan pendidikan formal atau akademik daripada pendidikan informal atau non akademik.
Mereka juga kurang memberikan perhatian, kasih sayang, bimbingan, arahan, maupun pengawasan terhadap perkembangan moral anak-anaknya. Hal ini akan menyebabkan anak-anak tidak memiliki dasar moral yang kuat.
Kesimpulan
Pendidikan agama dan moral adalah pendidikan yang sangat penting bagi manusia, terutama di Indonesia yang merupakan negara beragama dan bermoral. Namun, pendidikan agama dan moral di Indonesia mengalami berbagai masalah dan tantangan yang menyebabkan melemahnya pendidikan agama dan moral di Indonesia.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi melemahnya pendidikan agama dan moral di Indonesia adalah kurang tertanamnya jiwa agama pada setiap orang masyarakat, keadaan masyarakat yang kurang stabil, banyaknya tulisan dan gambar yang tidak mengindahkan dasar moral, tidak terlaksananya pendidikan moral yang baik, dan kurangnya kesadaran orangtua akan pentingnya pendidikan moral dasar sejak dini.
Semoga artikel ini bermanfaat untuk Anda. Rekomendasi Buku Pelajaran Bahasa Arab Termurah dapat anda Lihat di alfikar.com.
Tidak ada komentar untuk "Mengapa Pendidikan Agama dan Moral Semakin Melemah?"
Posting Komentar